Gara-gara Tampilannya yang Gosong Tapi Camilan Ini Kini Malah Digemari Masyarakat

Tatik Ariyani

Penulis

Pisang goreng kini memiliki bermacam olahan yang menarik, seperti menambahkan berbagai topping, atau mengolahnya menjadi pisang goreng krispi, dll.

Intisari-Online.com – Ide kreatif bisa datang dari mana saja. Orang yang mau berusaha tentunya harus memutar otaknya agar usahanya semakin laris.

Anda tentunya suka dengan camilan yang satu ini, sebenarnya hanya kudapan tradisional sih.

Tapi sekarang bahkan sudah umum dijual di gerai makanan di mal dengan banyak inovasi dari pembuatnya.

Mungkin dulu dianggap ah hanya makanan kuno saja, tapi kini camilan ini bahkan sudah dianggap menu kekinian yang menarik untuk dikonsumsi anak-anak milenial.

Baca Juga: Setelah Kibarkan Merah Putih di Bumi Papua, PGT AURI Ditawari Pisang Goreng Penduduk Lokal tapi Belanda Lebih Dulu Menyuguhi Roket

Ya, saat ini, pisang goreng memiliki bermacam olahan yang menarik, seperti menambahkan berbagai topping, atau mengolahnya menjadi pisang goreng krispi atau pisang nugget.

Salah satu yang kemudian menjadi populer adalah Pisang Goreng Madu Bu Nanik.

Pisang ini lahir di tangan Nanik Soelistiawati, yang membuat pisang goreng dengan menggunakan madu.

Bagaimana kisahnya?

Baca Juga: Obor, Pisang Goreng, dan Kopi Pahit, ‘Senjata’ Tak Terlupakan Pilot AURI saat Tumpas Permesta

Awalnya, ia membuka usaha katering untuk karyawan hotel, dengan melayani sekitar 2000 orang setiap harinya.

Dalam menunya, seringkali ada tambahan buah, salah satunya pisang. Namun rupanya pelanggan katering hanya memilih pisang yang bagus untuk dikonsumsi.

Sedangkan, pisang yang dianggap kurang bagus tidak mereka ambil. Karena sayang untuk dibuang, akhirnya Nanik menggoreng pisang-pisang yang dianggap kurang bagus tersebut.

Nanik menggoreng pisang menggunakan adonan tepung, garam, dan mengganti gula dengan madu agar cemilan ini bisa dikonsumsi oleh ibunya yang memiliki penyakit diabetes.

Baca Juga: Susi Sianturi Lulus S-2 di IPB dengan Predikat Cum Laude Meski Kuliah Sambil Jual Pisang Goreng

"Agar ibu bisa ikut menikmati pisang goreng ini, saya mengganti gula dengan madu, dan rasa pisang goreng madu pun lebih enak dan lebih renyah," ungkapnya.

Rasa pisang goreng madu yang enak membuat Nanik mencoba menyertakan menu tersebut di kateringnya.

Menu ini diberikan setiap Jumat karena di hari itu biasanya ia punya menu spesial untuk para pelanggan, seperti buah, snack, atau es.

Awalnya, pisang goreng madunya mendapat kritikan dan disebut sebagai pisang gosong karena warnanya yang gelap.

Baca Juga: Nyawa Bocah 2 Tahun Ini Tak Selamat Gara-gara Tersedak Camilan, Ingatlah untuk Selalu dan Segera Lakukan Ini Jika Bayi Anda Tersedak

Tetapi, setelah para karyawan hotel memakan pisang madu tersebut, mereka mulai menyukainya karena rasa yang manis dan legit.

Dari situ, pisang madu buatan Nanik mulai dikenal dari mulut ke mulut hingga akhirnya banyak diminati orang.

Memulai bisnis

Pada tahun 2007, Nanik mulai mengembangkan bisnis pisang madu ini dengan cara menjualnya di acara-acara bazar dan di depan rumah.

Baca Juga: Anak-anaknya Terlihat Anteng, Ibu Ini Terkejut saat Tahu Kedua Anaknya Sedang Makan ‘Camilan’ Menjijikan Sekaligus Berbahaya Ini

Awalnya, orang tidak ingin membeli pisang ini karena tampilannya yang gosong.

Tetapi, setelah mereka mencoba testernya, mereka suka. Pisang goreng madu ini pun mendapat julukan ‘Si Hitam Manis’.

“Disebut Si Hitam Manis karena warnanya yang hitam, tetapi rasanya tetap manis. Memang jika dilihat dari penampilannya memang kurang bagus, cuma setelah dicoba ada krispi dan rasa legitnya. Itu yang membuat katanya orang nagihi dan ngangeni,” jelasnya.

Hanya saja, orang biasanya suka setelah mencobanya. Sebelumnya, banyak yang enggan membeli karena tampilannya dianggap tidak menggoda.

Baca Juga: Jadi Camilan Favorit, Padahal Jika Dikonsumsi Lebih dari 6 Potong Saja Picu Risiko Mematikan, untung Masih Ada Cara 'Mengakalinya'

“Dahulu, dalam sehari untuk menjual 20 pisang saja sulit sekali,” ungkap Nanik.

Tetapi karena kegigihannya, ia terus mencoba memasarkan pisang gorengnya dengan cara mengikuti bazaar di beberapa tempat dan memberikan tester ke banyak orang di bazar tersebut.

“Saat itu, saya nggak mampu untuk membayar iklan. Jadi saya iklannya melalui tester. Saya antre di tenda artis, kebetulan waktu itu artisnya Project Pop. Saya bawa pisang dan kartu nama lalu menawarkannya ke Mbak Tika untuk mencicipi. Benar saja, seminggu kemudian ia menghubungi saya untuk memesan pisang goreng madu,” jelas Nani,

Berkat kegigihan untuk mengembangkan bisnis pisang goreng madu, akhirnya Nanik memiliki sebuah toko di Tanjung Duren, Jakarta Barat.

Baca Juga: Celup Pisang Mentah Dalam Yogurt, Camilan Sehat Untuk Penderita Diabetes, Yuk, Intip Tips Mengonsumsinya!

Di awal tahun 2014, pisang goreng madu ini mulai berkembang dan menyediakan fasilitas pesan antar melalui aplikasi online.

“Semenjak ada aplikasi online, pembeli yang jauh dari Tanjung Duren bisa order tanpa batas minimum order,” ungkap Michelle K Molly, COO CV. Bu Nanik Group.

Menjaga kualitas

Nanik berpendapat hal utama dalam membangun usaha ini adalah menjaga rasa dan kualitas mutu.

Baca Juga: Penyu di Tapanuli Disebut Sering Disantap Sebagai Camilan: Ini Bahaya Konsumsi Daging Penyu, Mulai dari Diare Hingga Kematian

Jika stok pisang yang bagus sudah habis, ia tidak memaksakan untuk memakai pisang yang tidak bagus. Jika habis, maka ia akan tutup lebih awal.

“Saya tidak memaksakan untuk menggoreng pisang yang belum matang karena rasanya akan berbeda,” ungkapnya.

Berkat kualitas yang terjaga, pembeli pun makin banyak. Kini Nanik setiap harinya mengolah empat ton pisang mentah.

Ia bekerja sama dengan supplier besar dan pengepul pisang dari berbagai kota di Indonesia, yaitu dari Cianjur, Bogor, Lampung, dan Sukabumi.

Baca Juga: Simpel Kok, Agar Tak Terbangun Karena Lapar, Konsumsi Camilan Ini Sebelum Tidur

Seiring berkembangnya bisnis, Pisang Goreng Madu Bu Nanik memberanikan diri untuk ekspansi usaha keluar Jabodetabek mulai Juli 2019.

Ia mengaku membutuhkan 12 tahun untuk berani ekspansi keluar daerah.

Ekspansi Usaha Kecil dan Menegah kuliner ini dilakukan melalui kerjasama dengan perusahaan logistik pelopor same day delivery antarkota di Indonesia, yaitu Paxel.

“Saya menganggap ekspansi ini sebagai outlet saya di luar kota karena pengiriman di hari yang sama atau same day delivery,” ungkap Nanik.

Baca Juga: Ani Yudhoyono Kian Bertambah Kurus Sehabis Kemoterapi: Ini Daftar Camilan Favoritnya, Apakah Berhubungan Dengan Kanker Darah?

Sebelumnya, Nanik mengungkapkan masih banyak hal yang harus dipertimbangkan jika membuka outlet di luar.

“Kalau membuka outlet di luar belum tentu rasa pisangnya akan sama dengan pusat, dan belum ada kepastian pembelian pisang per harinya. Kalau melalui Paxel kan sudah pasti karena sistem pesanannya preorder,” tambahnya.

Pembelian Pisang Goreng Madu Bu Nanik melalui aplikasi Paxel ini dapat dilakukan dengan metode preorder di hari Selasa – Rabu untuk pengiriman hari Sabtu atau pemesanan di hari Kamis – Jumat untuk pengiriman hari Minggu.

Harga yang dipatok Rp 78 ribu / 10 pcs dan gratis ongkos kirim ke seluruh jangkauan Paxel, yaitu Jabodetabek, Bandung, Jogja, Solo, Semarang, Surabaya, Malang, dan Bali.

Baca Juga: Bukan Sekadar Camilan, Kuaci Juga Punya Manfaat Kesehatan, Dari Cegah Kanker Hingga Turunkan Kolesterol

Belajar dari keberhasilan ini, Michelle K Molly, COO CV. Bu Nanik Group berpesan agar para pelaku UKM tidak terlalu lama berhenti di satu titik yang sama.

"Daripada nunggu kapan bisa membuka usaha cabang, lebih baik memaksimalkan yang ada. Jangan terlalu mengharap orang datang dengan sendirinya. Kalau perlu menjemput bola ya harus siap untuk bergerak,” katanya. (Renna Yavin)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kisah Pisang Gosong yang Kini Digemari Masyarakat"

Baca Juga: 12 Pilihan Camilan Sehat yang Bisa Ditaruh di Meja Kerja, Kuaci Termasuk, Lo!

Artikel Terkait